
SBY: Krisis Iklim Ancaman Nyata, Butuh Aksi Global Segera
Jakarta, 17 Mei 2025 – Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan pentingnya persatuan global untuk menghadapi ancaman nyata krisis iklim dan kerusakan lingkungan. Pernyataan ini disampaikan dalam forum lecture series The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk “Sustainable Growth with Equity” di Yogyakarta, Senin (tanggal).
SBY menekankan bahwa perubahan iklim bukanlah isu fiktif. “Kita semua tahu bahwa krisis iklim dan krisis lingkungan itu nyata, bukan fiksi, bukan hoaks,” tegas mantan presiden yang memimpin Indonesia selama dua periode tersebut. Ia menyayangkan bahwa di tengah ancaman global ini, banyak negara justru sibuk dengan konflik geopolitik dan persaingan ekonomi.
“Saya yang pernah memimpin negeri ini selama 10 tahun dan ada dalam berbagai percaturan global, cukup prihatin melihat perkembangan dunia yang makin rumit, makin dangerous,” ujar SBY. Menurutnya, fokus pada isu-isu lain membuat upaya penanganan lingkungan sering terabaikan.
SBY mendorong seluruh elemen global, termasuk akademisi dan pemangku kebijakan, untuk memperkuat kerja sama berbasis sains dan teknologi. “Kita harus meningkatkan kebersamaan kita, kerja sama kita, kepedulian kita, solusi-solusi kita, termasuk kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang tepat,” ucapnya.
Ia juga menyatakan dukungannya terhadap berbagai inisiatif pertumbuhan berkelanjutan yang berkeadilan. “Kita percaya bahwa yang kita lakukan ini justru yang bisa menyelamatkan masa depan bangsa-bangsa dan masa depan dunia, masa depan anak cucu kita,” kata SBY.
SBY mengingatkan bahwa tanpa persatuan dan aksi nyata, upaya mengatasi krisis iklim bisa kehilangan momentum. “Sekali lagi mengingatkan, ada isu besar yang tidak boleh kita biarkan karena itu akan memberikan dampak buruk bagi semua bangsa di dunia,” tegasnya.
Forum yang dihadiri akademisi dalam dan luar negeri ini menjadi salah satu upaya mendorong dialog untuk solusi berkelanjutan menghadapi tantangan lingkungan global. (Redaksi)