Bank Emas: Strategi BSI dalam Memacu Ekonomi Syariah Berkelanjutan
2 mins read

Bank Emas: Strategi BSI dalam Memacu Ekonomi Syariah Berkelanjutan

JAKARTA, 3 Februari 2025 — Bank Syariah Indonesia (BSI) semakin memperkuat posisinya sebagai motor penggerak ekonomi syariah nasional melalui inovasi bisnis bulion atau bank emas. Langkah ini diharapkan dapat memberikan akses investasi syariah yang lebih luas bagi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan.

Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D., menekankan bahwa bank emas memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing BSI serta memperkokoh sektor perbankan syariah di Indonesia.

“Bisnis emas ini berpotensi menguatkan peran BSI sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional, antara lain karena bisa memperkuat daya saing BSI. Karena menawarkan produk investasi berbasis emas yang kompetitif, memenuhi permintaan masyarakat yang ingin berinvestasi dengan produk yang aman dan sesuai syariah, serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan syariah,” ujarnya.

Rahmatina menambahkan bahwa kehadiran bank emas di BSI dapat memperkuat stabilitas sektor keuangan syariah. Dengan menawarkan produk investasi emas yang inovatif, nasabah dapat lebih leluasa dalam mendiversifikasi portofolio mereka, sehingga mengurangi risiko ekonomi yang fluktuatif.

“Apa lagi emas ini kan secara kultural sudah menjadi alat investasi oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, bisnis bulion bisa memperkuat likuiditas dan stabilitas aset berbasis syariah,” tambahnya.

Bank emas juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mempercepat pengembangan industri keuangan syariah yang lebih terintegrasi dengan sektor riil. Dengan adanya bank bulion, diharapkan terbentuk ekosistem keuangan syariah yang lebih kuat, termasuk keterhubungan dengan industri halal, fintech syariah, dan sektor ekonomi lainnya.

Rahmatina, yang juga council member International Association of Islamic Economist (IAIE), menyoroti bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, kehadiran bank emas dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan ketahanan sektor keuangan syariah.

“Kehadiran bank bulion memang bisa memperkuat posisi perbankan syariah karena dapat menjadi instrumen lindung nilai terhadap volatilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan perbankan syariah dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan,” jelasnya.

Dalam peresmian layanan Bank Emas pada Rabu (26/2), Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pengembangan sektor emas nasional guna mendukung pertumbuhan ekonomi syariah. Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menekankan bahwa bisnis bank emas BSI merupakan bagian dari strategi hilirisasi emas nasional yang akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian domestik.

BSI meluncurkan tiga inovasi utama dalam layanan bank emasnya, yakni BSI Gold, BSI Emas Digital, dan BSI ATM Emas. ATM Emas BSI menjadi yang pertama di Indonesia, menandai langkah signifikan dalam digitalisasi layanan keuangan syariah.

Menurut Hery, produk-produk bank emas BSI dirancang agar dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, baik investor pemula maupun yang telah berpengalaman.

“Kami berharap dengan hadirnya bisnis bank emas BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dan menciptakan potensi pasar yang sangat besar. Estimasi nilai bisnis sekitar Rp280 triliun, kami juga berharap dapat memberikan efek multiplier yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” pungkasnya. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *